![](http://cdn.klimg.com/vemale.com/p/single_mom_3.jpg)
Saya adalah single parent yang dikaruniai dua orang putra. Saya percaya kepada takdir Allah. Dan bahwa takdir itu baik untuk hamba-Nya.
Keputusan
saya untuk berjuang sendiri membesarkan anak-anak saya sudah bulat,
setelah mencoba untuk bertahan selama 9 tahun di dalam bahtera
pernikahan di mana saya mencapai titik yang membuat saya tak sanggup
untuk meneruskan pernikahan yang ada. Di kala suami pada saat itu
memutuskan untuk berpoligami dan ketika saya tidak setuju, dia menyiksa
batin dan jasmani saya.
Setelah dapat keluar dari kemelut yang
ada, saya membawa anak-anak kembali ke rumah orang tua saya. Sungguh
demi Allah tidaklah mudah untuk memulai semuanya dari nol. Alhamdulillah
keluarga dan teman-teman mau menerima saya dengan tangan terbuka.
Selama
setahun saya mencoba mencari pekerjaan, di mana belenggu hijab menjadi
sedikit kendala di dalamnya. Sempat berpikir untuk melamar pekerjaan
tanpa menggunakan hijab (astagfirullah). Namun subhanallah,percayalah Allah selalu memberikan kemudahan kepada hamba-Nya yang berusaha dan berikhtiar.
Dengan campur tangan Allah, alhamdulillah
saya mendapatkan pekerjaan di sebuah kantor swasta. Saya merasakan
salah satu mukjizat Allah. Mengapa demikian? Karena setelah dua minggu
saya bekerja, salah satu atasan yang ketika itu menerima saya setelah final interview, bertanya kepada sekretarisnya sejak kapan saya berhijab. Subhanallah, rezeki masing-masing manusia telah diatur oleh Allah.
Namun, cobaan dalam hidup ini pasti selalu ada.
Beberapa bulan setelah saya mendapat pekerjaan, saya mendapati anak
sulung saya mengalami kejang-kejang. Kejang yang pertama tidak terlalu
saya anggap serius karena saya berpikir itu sebuah alergi. Selang dua
bulan, anak sulung saya kembali kejang, kali itu langsung saya larikan
ke dokter anak di rumah sakit terdekat.
Dokter pun merujuk untuk membawa anak saya ke dokter saraf anak. Namun, sebelumnya dia harus melakukan EEG test. Betapa hancurnya hari itu, ketika mendapati hasil dari tes EEG tersebut. Anak sulung saya divonis mengidap penyakit epilepsi. Dia pun wajib minum obat setiap harinya dan efek dari obat tersebut bisa menyebabkan depresi. Demi kesembuhannya, saya harus membawa dia untuk terapi guna menghindari agar kejangnya tidak kambuh lagi.
Dokter pun merujuk untuk membawa anak saya ke dokter saraf anak. Namun, sebelumnya dia harus melakukan EEG test. Betapa hancurnya hari itu, ketika mendapati hasil dari tes EEG tersebut. Anak sulung saya divonis mengidap penyakit epilepsi. Dia pun wajib minum obat setiap harinya dan efek dari obat tersebut bisa menyebabkan depresi. Demi kesembuhannya, saya harus membawa dia untuk terapi guna menghindari agar kejangnya tidak kambuh lagi.
Belum kelar masalah penyakit anak sulung saya.
Berselang beberapa hari, sesampainya saya di rumah dari kantor, ibu
saya menceritakan bahwa selama ini anak bungsu saya suka di-bully
oleh temannya di sekolah. Ibu saya bercerita bahwa sepulang dari
sekolah, anak saya menangis dan memberitahu bahwa dia baru saja dipukul
oleh temannya di sekolah.
Karena letak rumah yang tidak terlalu jauh dari rumah anak tersebut, ibu saya bermaksud untuk bertemu dengan anak tersebut. Betapa kaget ketika ada seorang ibu yang melihat kejadian tersebut. Ibu itu bilang bahwa anak saya dipukul sampai terjatuh dan setelahnya dia ditendang berkali kali.
Tanpa berpikir panjang, saya memutuskan untuk memindahkan sekolah anak anak saya. Saya tidak mau mereka berada di lingkungan yang membuat mereka tertekan. Namun, saya tahu kendala yang akan saya hadapi. Bahwa saat itu saya tidak mempunyai cukup biaya untuk pindah sekolah. Yang ada dalam pikiran saya saat itu adalah meminjam uang dari om saya (kakak papa yang tertua). Walaupun saya sendiri tidak tahu bagaimana untuk memulainya.
Subhanallah, tidak berapa lama, tante dari istri om yang saya maksud menelepon saya untuk menanyakan kabar papa saya. Dengan campur tangan Allah lagi, langsung saja keluar rangkaian kata-kata yang menyatakan maksud saya tadi. Jawabannya, esok hari saya dan anak anak diminta untuk datang ke rumahnya karena mereka akan membantu saya untuk biaya yang saya perlukan, tanpa harus mengembalikannya. Allahuakbar!
Karena letak rumah yang tidak terlalu jauh dari rumah anak tersebut, ibu saya bermaksud untuk bertemu dengan anak tersebut. Betapa kaget ketika ada seorang ibu yang melihat kejadian tersebut. Ibu itu bilang bahwa anak saya dipukul sampai terjatuh dan setelahnya dia ditendang berkali kali.
Tanpa berpikir panjang, saya memutuskan untuk memindahkan sekolah anak anak saya. Saya tidak mau mereka berada di lingkungan yang membuat mereka tertekan. Namun, saya tahu kendala yang akan saya hadapi. Bahwa saat itu saya tidak mempunyai cukup biaya untuk pindah sekolah. Yang ada dalam pikiran saya saat itu adalah meminjam uang dari om saya (kakak papa yang tertua). Walaupun saya sendiri tidak tahu bagaimana untuk memulainya.
Subhanallah, tidak berapa lama, tante dari istri om yang saya maksud menelepon saya untuk menanyakan kabar papa saya. Dengan campur tangan Allah lagi, langsung saja keluar rangkaian kata-kata yang menyatakan maksud saya tadi. Jawabannya, esok hari saya dan anak anak diminta untuk datang ke rumahnya karena mereka akan membantu saya untuk biaya yang saya perlukan, tanpa harus mengembalikannya. Allahuakbar!
Allah Maha Baik. Jangan pernah berputus asa karena kita tidak sendirian. Saya percaya apa yang saya cita-citakan Insyaa Allah akan tercapai dengan izin-Nya. Allah yang Maha Kuasa atas segalanya. Apapun masalah yang kita punya, berbaik sangka lah. Karena takdir Allah itu pasti baik.
I believe in miracle in the name of Allah SWT.
Sumber: Vemale.com