Faldi Sukses Raup Puluhan Juta per Bulan dari Lumut

On 20.49.00 with No comments

 

Money.id - Terkadang lumut dianggap sebagai tumbuhan penggangu, biasanya hidup di tanah dan tembok. Jarang ada yang memanfaatkannya malahan disingkirkan, namun di tangan Faldi Adisajana (23) lumut bisa dijadikan sebagai ladang bisnis. Omzet yang dihasilkan pun tidak sedikit. Puluhan juta diraupnya dari lumut.
Saat berbincang dengan Money.id, beberapa waktu lalu di ICE Bumi Serpong Damai (BSD) pemuda itu menceritakan perjalanannya merintis bisnis dari lumut. Dengarlah cerita Faldy ini: Ternyata awalnya dia tidak sengaja masuk dunia bisnis, boleh dibilang sedikit 'kecelakaan' dipadu keberuntungan.
Seperti anak muda umumnya, Faldi senang melancong ke beberapa tempat wisata di Bandung, seperti Dago Pakar dan Hutan Raya Juanda. Di sana dia menemukan banyak lumut. Pemuda asal Kota Kembang tersebut, awalnya membuat boneka dari lumut hanya untuk hiasan di kamar sendiri.
"Setelah itu saya posting di media sosial. Teman-teman banyak yang antusias," ucap Faldi. Hatinya berbunga karena karyanya diapresiasi rekan-rekannya. Dari sanalah ide bisnisnya muncul.

Bola lumut (Dok.Planter Craft)

Awalnya, selain memasarkan di media sosial, Faldi juga menjajakan boneka lumut hasil karyanya di area Car Free Day (CFD) Bandung. Di sana banyak orang tertarik namun, tidak ada yang membeli. Akhirnya dia fokus pemasaran di dunia maya saja.
Dari sana Faldi, fokus mengomersilkan boneka lumut hasil karyanya. Dia menggunakan merek dagang 'Planter Craft' untuk memperkenalkan produknya tersebut. Secara serius dia membuat akun untuk berjualan di Instagram.
"Baru saja saya posting empat foto, langsung ada salah satu stasiun televisi yang tertarik dan mewawancarai saya, sejak itu pemasaran saya cukup terbantu," ujarnya.
Berkat bantuan tayangan televisi tersebut penjualan boneka lumutnya terus meningkat. Nama Planter Craft semakin melambung. "Untuk satu bola lumut dipatok mulai dari Rp30 ribu hingga Rp50 ribu," terangnya.
Bola Lumut (Dok. Planter Craft)

Berkat tayangan televisi itu pula, konsumen dari berbagai kalangan menghubunginya, termasuk beberapa event organizer yang memintanya untuk mendekorasi panggung menggunakan media lumut.
"Untuk dekorasi ini saya dibayar sampai Rp10 juta sekali dekor," terangnya.
Proyek pertamanya adalah Bogor Yoga Fair yang digelar di Kebun Raya Bogor. Pihak penyelenggara puas dengan hasil dekorasi Planter Craft, begitu juga dengan beberapa pengunjung lain.
Karier bisnis Faldi di bidang lumut semakin moncer, nama Planter Craft terus bersinar hingga akhirnya omzet perusahaan tersebut bisa mencapai Rp30 juta hingga Rp50 juta per bulan.
Bisnis lumut Faldi ternyata membawa keberuntungan bagi para petani di Lembang. Sebuah daerah pegunungan sejuk di bagian barat Kota Kembang itu memang terkenal memiliki udara yang sejuk, sebagian masyarakatnya bermatapencaharian sebagai petani.
Selain terkenal dengan sayur mayur, ternyata di Lembang juga banyak lumut. Namun awalnya tidak pernah dimanfaatkan dengan baik, hanya dianggap sebagai tumbuhan tidak berguna. Kini lumut yang tadinya dipandang sebelah mata bisa berharga untuk sekadar dapur ngepul.
"Saya beli per karung dari para petani anggrek itu," ucap dia.
Saat ini ada sekitar tiga petani yang memasok lumut untuk Planter Craft, harganya ratusan ribu per karung. Jumlah tersebut sangat besar sekali jika digunakan untuk biaya hidup di Lembang. Kehidupan para petani sangat terbantu.
Faldi mengatakan, bola lumut yang dijualnya menggunakan campuran tanah, serabut kelapa (kokopeat), kerikil serta lumut, bahan bahan tersebut dicampur yang kemudian dibentuk berbentuk bulat. Setelah itu diatasnya, ditanam tanaman hias seperti tanaman salju, anggrek, kaktus, begonia, serta tanaman hias lainnya.
Bola Lumut (Dok. Planter Craft)

Meski itu merupakan tanaman hidup, tetapi perawatannya sangat mudah. "Caranya cukup seminggu sekali dicelupkan di air selama 3-5 menit atau disempot saja. Maka bola lumut dan dekorasi lumut akan terus tampak segar," jelas dia.
Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Padjdjaran (Unpad) itu mengaku, pembuatan boneka lumut mulai dirintis sejak Juni 2015 lalu. Dia mengadopsi teknik menanam tradisional dari Jepang menggunakan media tanam lumut yang disebut kokedama, lumut itu dibentuk menjadi kerajinan tanaman indah dan lucu.
Proses merangkai tanaman menjadi hiasan tersebut ternyata dipelajari Faldi secara otodidak, tidak ada guru khusus. Dia hanya belajar dari situs berbagi video YouTube. Dari situ kemudian dia bersama sejumlah rekannya di kampus mencoba mempraktikkan seperti halnya yang ada dalam tayangan video yang ditontonnya.
Kini bola lumut yang diproduksi Faldi sudah mulai mejeng di beberapa mal di ibu kota. Ketika ada event tertentu, Faldi dan tim Planter Craft kerap dibutuhkan untuk mendekorasi beberapa ruangan di pusat perbelanjaan elite. (dwq)
(rn/rn)

loading...
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »