BIKIN TERENYUH. Ifa Kerja Keras Demi Anaknya, Meski Hidup Tanpa Dua Kaki Sejak Lahir

On 00.34.00 with No comments


Ini adalah kisah nyata yang keberadaanya ada di sekitar kita, merupakan pelajaran berharga, bagaimana kita bertahan hidup dengan bekerja keras tanpa pantang menyerah
Kepulan asap serta lalu lalangnya kendaraan bermotor tak menyurutkan semangat ifa, sapaan akrab Maifa Cinta Wulandari (30) dalam menjajakan dagangan koran yang ditaruh diatas kepalanya untuk mendapatkan rupiah demi menyambung hidupnya di Kota Malang.
Ifa Cinta Wulandari, seorang ibu yang bekerja dan berjuang di tengah kota Malang, Ia terlahir dengan kondisi fisik (maaf) tanpa dua kaki, serta tangan kirinya tanpa telapak.
Ia tetap berjuang hidup dengan bekerja keras jualan koran saban harinya di pertigaan Jalan Letjend sutoyo depan Hotel Savana kota Malang.
Dia tidak menyerah meskipun jualanya hanya dengan bantuan kedua tangannya.
Ketika lampu merah menyala, perempuan yang memiliki seorang anak yang sudah berusia 12 tahun tersebut, teriak-teriak menawarkan daganganya kepada setiap pengendara yang lewat.
“Koraan,...Koran,...Koran,..” Teriaknya.
Seperti dikutip Wartakotalive dari laman Kitabisa, Ifa memang pernah menikah di usia 16 tahun, namun usia pernikahannya hanya berumur kurang dari 2 tahun, semenjak ia melahirkan secara Caesar dan usia anaknya baru berumur 7 bulan.
Lalu suaminya tiba-tiba datang memberikan akta cerai kepadanya , praktis biduk rumah tangga yang diharapkan penuh kebahagiaan justru hancur karena ditinggal pergi suaminya.
Kondisi Ifa, yang hidup sendirian karena ditinggal suaminya harus menafkahi buah hatinya.
Sampai dengan saat ini, anaknya sudah berusia 12 tahun dan sudah duduk di meja kelas 5 SD di Purwodadi Pasuruan.
Perempuan kelahiran Purwodadi Pasuruan tersebut, di Malang sejak 2006 saat ini kos di alan Kemirahan, Blimbing Kota Malang, berangkat kerja pada pukul 04.30 dengan naik becak langganannya menuju agen koran di jalan Ciliwung untuk kulakan koran sebanyak 30 sampai dengan 40 eksemplar.
Koran-koran itu selanjutnya di jual di depan Hotel Savana dan baru pulang pada pukul 09.00 atau setelah dagangannya habis.
Berbeda dengan teman-teman se-usianya, Ifa menuturkan kepada Relawan BMH Malang, bahwa dirinya tidak pernah mengenyam bangku sekolah (Pendidikan).
Hal ini karena memang kedua orangtua Ifa tidak mampu menyekolahkan Ifa.
Namun sekarang Ifa bangga, dengan kemampuannya yang terbatas, mampu menyekolahkan anak semata wayangnya yang Ia cintai.
“Alhamdulillah, anak saya sekarang sudah kelas lima sekolah dasar” Tutur wanita berjilbab tersebut
“Anak saya ikut nenek di Purwodadi, dan setiap bulan saya selalu kirimi uang Rp500ribu terkadang juga Rp 400ribu,” katanya.
Satu-satunya impian Ifa, hanya ingin melihat anaknya mendapat pendidikan yang layak serta bisa hidup sukses.
Masalah cita-cita anaknya , Ia pasrahkan kepada Alloh SWT yang mengaturnya.
“Biarlah saya menderita dan hidup susah, namun jangan sampai anak saya, nasibnya seperti saya.” tuturnya.
"Adit sayang banget sama ema, ema udah berjuang buat Adit. Adit akan rajin belajar biar sukses dan bisa berangkatin ema haji," ujar Adit.(*)
sumber : tribun batam
loading...
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »