![]() |
Warung Ikhlas Dunsanak Nasi Sebungkus Rp2000,- |
PADANG HN, Bermacam cara dilakukan ummat muslim untuk mendekatkan diri kepada tuhannya. Salah satunya adalah memberikan makan orang miskin dan kurang mampu. Inilah yang dilakukan para pejuang muslim di Kota Padang, Sumatra Barat. Mereka mendirikan warung ikhlas dunsanak , mobail untuk orang miskin di pinggir Kota Padang.
Rumah Budi Rudianto di jalan Gunung Sago, Rt 02- Rw 02 Gunung Pangilun, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, Sumatra Barat inilah menjadi posko dan produksi warung ikhlas dunsanak.
Sebelum disebar ke pinggiran kota, para relawan terdiri dari enam orang terlebih dahulu memasak bahan baku untuk diberikan kepada warga miskin dan kurang mampu di pinggiran Kota Padang.
Kali ini, relawan memasak sejumlah menu yang disiapkan. Diantaranya, memasak nasi, menggoreng ikan laut, tahu, telor lengkap dengan cabenya dan sayuran daun kangkung.
Setelah dimasak, para relawan allah ini langsung mengantarkan ke daerah pinggiran Kota Padang. Hari Selasa, sasaran warung ikhlas dunsanak ini para pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Air Dingin, Kecamatan Koto Tangah, sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Padang.
Ketika warung berjalan ini sampai di lokasi, langsung diserbu para pemulung dan supir truk pengangkut sampah. Mereka langsung membeli dengan harga dua ribu rupiah per porsi. Ada yang membeli dua hingga 10 bungkus untuk keluarga. Warga miskin sekitarpun turut membeli nasi di warung ikhlas dunsanak ini.
Warung ini setiap hari beroperasi dan untuk warga miskin. Mereka sudah memiliki jadwal tetap saat ini. Diantaranya, hari senin sasarannya di perkampungan nelayan di Pasir Jambak, Kelurahan Pasie Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah.
Pada hari selasa, TPA Air Dingin, Koto tangah. Hari Rabu di Padang Sarai, Kelurahan Padang Sarai, Koto Tangah. Menyusul, hari kamis, di Banda Luruih, Kelurahan Air Pacah, Koto Tangah. Dan hari jumat, di Gurun Laweh, Kecamatan Nanggalo.
Antusiasnya warga untuk dapat menikmati makanan sehat nan murah ini menjadi penambah semangat relawan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik lagi. Relawan hamba allah ini rata-rata mereka bisa membagikan 100 hingga 150 bungkus nasi per hari. “Masakan dan menunya memuaskan meski harga jauh dibawah pasaran,” ujar onim, warga di TPA.
Nasi ini bukan gratis, melainkan para pembeli mengelurkan uang dua ribu rupiah per bungku. Jika di warung nasi padang dengan menu yang sama, harganya sudah sampai 15 ribu rupiah. Tidak ada nilai keuntungan secara ekonomis. Malah uang dua ribu itu dimanfaatkan lagi untuk pembelian bahan berikutnya.
Dipatoknya harga dua ribu rupiah, dengan tujuan agar ada interaksi ekonomi antara mereka yang miskin dengan pemilik warung dunsanak. Pemilik tidak terlalu mengharapkan nilai,/ tetapi memberikan interaksi sosial yang ekonomis dengan pemilik warung.
Bagi pembina warung ikhlas dunsanak Budi Rudianto sedekah itu berbagai dan berbagi , memberikan manfaat sebanyak-banyaknya apa yang dimiliki, baik harta dan jiwa. “Yang dia rasakan adalah kebahagian,” katanya.
Bagi dia, semakin banyak memberikan manfaatkan kepada orang semakin banyak bahagia yang dimiliki. Konsep yang dilakukannya adalah mengajak orang untuk ikut berbagi. Marilah berbagi demi orang kurang mampu dan miskin. Semoga kerja yang dilakukan relawan Alllah ini menjadi motivasi bagi ummat lain untuk mendekatkan diri peada Allah dan sesama manusia. Amin. (BH)