![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkgEkAJsyzq9r0L5XAeVlbiAO7_NVxcD06OTRQUlSVr3P88SsQBWUUql1i557J2_cYBGf_-A5Sb8gLUWMdrMip614ag3maZzw-xkRZMA3DFcUyO089m_27yDqLtVH37N70rm9E9i4-C0Q/s400/6056ceca886580f17b9f51489738a2e9.jpg)
Muhammad Ali (nama lahir Cassius Marcellus Clay, Jr.; 17 Januari 1942 – 3 Juni 2016) adalah mantan petinju professional asal Amerika Serikat yang dikenal secara luas sebagai salah satu tokoh olahraga yang paling signifikan dan terkenal dari abad ke-20. Dari awal kariernya, Ali dikenal sebagai sosok inspiratif, kontroversial dan berpengaruh baik di dalam maupun di luar ring.
Clay lahir di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat dan mulai berlatih tinju pada usia 12 tahun. Di usia 22, ia telah meraih juara pada Heavyweight World Championship dari Sonny Liston dalam pertarungan di tahun 1964. Tidak lama setelah itu, Clay memeluk agama Islam dan mengubah nama "budak"nya menjadi Muhammad Ali dan memberikan pesan kebanggaan ras untuk Afrika Amerika serta perlawanan terhadap dominasi putih selama Gerakan Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika tahun 1960-an.
Pada tahun 1966, dua tahun setelah memenangkan gelar kelas berat, Ali menolak ikut wajib militer untuk Pasukan Militer Amerika Serikat, serta menentang keterlibatan Amerika dalam Perang Vietnam.
Ali kemudian diskors, dan gelar juaranya di cabut oleh Komisi Tinju. Ia berhasil mengajukan banding di Mahkamah Agung Amerika Serikat, yang membalikkan hukumannya pada tahun 1971. Pada saat itu, ia tidak bisa bertarung sama sekali selama hampir empat tahun dan kehilangan kinerja puncaknya sebagai atlet tinju. Tindakan Ali sebagai penentang perang membuatnya menjadi ikon besar untuk Generasi Tandingan.
Ali tetap satu-satunya juara dunia kelas berat sebanyak tiga kali; ia memenangkan gelar tersebut pada tahun 1964, 1974 dan 1978. Di antara tanggal 25 Februari hingga 19 September 1964, Ali dinobatkan sebagai Juara Dunia Tinju Kelas Berat. Ia dijuluki sebagai "The Greatest". Pada tahun 1999, Ali dianugerahi "Sportsman of the Century" oleh Sports Illustrated.
Kilas balik
- 17 Januari 1942: Lahir dengan nama Cassius Marcellus Clay GEPEN-K BANE, Jr. dari ayah Cassius Marcellus Clay, Sr., seorang pelukis billboard (papan iklan) dan rambu lalu lintas dan ibu Odessa Grady Clay, seorang pencuci pakaian.
- Pada usia 12 tahun, Clay, jr. melapor kepada polisi bernama Joe Martin, bahwa sepeda BMX barunya dicuri orang. Joe Martin, yang juga seorang pelatih tinju di Louisville, mengajari Clay kecil cara bertinju agar dapat menghajar si pencuri sepeda. Clay kecil sangat antusias berlatih tinju di bawah bimbingan Martin.
- 1960: Meraih medali emas kelas berat ringan Olimpiade 1960 di Roma, Italia.
- 29 Oktober 1960: Debut pertama di ring profesional. Menang angka 6 ronde atas Tunney Hunsaker.
- 25 Februari 1964: Merebut gelar juara dunia kelas berat dengan menang TKO ronde 7 dari 15 ronde yang direncanakan atas Sonny Liston di Florida, Amerika Serikat. Liston mengalami cedera pada leher yang membuatnya mengundurkan diri dari pertandingan.
- Segera setelah menang atas Liston, Clay memproklamirkan agama dan nama barunya, Muhammad Ali, serta masuknya ia dalam kelompook Nation of Islam yang kontroversial. (Pada buku biografi Ali yang diluncurkan pada tahun 2004, Ali mengaku sudah tidak bergabung dengan NOI, tapi bergabung dengan jamaah Islam Sunni pada tahun 1975.
- 25 Mei 1965: tanding ulang antara Ali melawan Liston yang penuh kontroversi. Pukulan Ali yang begitu cepat menimbulkan spekulasi di kalangan tinju yang menyebut pukulan Ali sebagai 'phantom punch'. Pukulan itu begitu cepat, sehingga tidak tampak mengenai Liston yang roboh. Banyak isu yang berkembang, termasuk suap dan ancaman orang-orang NOI terhadap Liston dan keluarganya, tapi Liston membantah semua itu dengan menyatakan pukulan Ali menghantamnya dengan keras.
- 1967 - 1970 Ali diskors oleh Komisi Tinju karena menolak program wajib militer pemerintah Amerika Serikat dalam perang Vietnam. Ungkapannya yang terkenal dalam menolak wamil ini, "Saya tidak ada masalah dengan orang-orang Vietcong, dan tidak ada satupun orang Vietcong yang memanggilku dengan sebutan Nigger!"
- 8 Maret 1971, Ali kalah angka dari Joe Frazier di New York, dan harus menyerahkan gelarnya.
- 30 Oktober 1974: Rumble in the Jungle. Ali merebut kembali gelar juara kelas berat WBC dan WBA setelah menumbangkan George Foreman di Kinsasha, Zaire pada ronde ke 8.
- 1 Oktober 1975: Thrilla in Manila. Presiden Ferdinand Marcos memboyong pertandingan Ali vs Fraizer III ke kota Manila, Filipina. Ali menang TKO ronde 14 dalam pertandingan yang sangat seru dan menegangkan, bahkan disebut sebagai salah satu "pertandingan tinju terbaik abad ini". Frazier yang kelelahan akhirnya menyerah dan tidak mau melanjutkan pertandingan pada istirahat menjelang ronde ke-15. Setelah itu, saat akan wawancara dengan televisi, Ali terjatuh karena kehabisan tenaga; setelah istirahat beberapa menit, wawancara bisa dilakukan, tapi Ali harus duduk di bangku karena sudah kehabisan tenaga.
- 15 September 1978: Ali mengalahkan Leon Spinks dengan angka 15 ronde di New Orleans. Ali mengukuhkan diri sebagai petinju pertama yang merebut gelar juara kelas berat sebanyak 3 kali.
- 6 September 1979: Ali menyatakan mengundurkan diri dari tinju, dan gelar dinyatakan kosong.
- 2 Oktober 1980: Ali kembali ke ring tinju, melawan bekas kawan latih tandingnya, Larry Holmes, yang telah menjadi juara dunia kelas berat dalam pertandingan yang diberi judul "The Last Hurrah". Dalam pertandingan yang berat sebelah, Ali tidak mampu berkutik, sedang Holmes tampak tidak tega 'menghabisi' Ali yang tak berdaya. Ali menyerah dan mengundurkan diri pada ronde 11, Holmes dinyatakan menang TKO.
- Disebutkan, dalam laporan medis yang dilakukan di Mayo Clinic, Ali dinyatakan menderita gejala sindrom Parkinson seperti tangan yang gemetar, bicara yang mulai lamban, serta ada indikasi bahwa ada kerusakan pada selaput (membran) di otak Ali. Namun Don King merahasiakan hasil medis ini, dan pertandingan Ali vs Holmes tetap berlangsung.
- Sebelum pertandingan melawan Larry Holmes ini, Dr. Ferdie Pacheco, dokter pribadi yang telah mendampingi Ali selama puluhan tahun, dengan terpaksa mengundurkan diri karena Ali tidak mau mendengarkan nasehatnya untuk menolak pertandingan melawan Holmes, dan lebih memilih bertanding melawan Holmes. Dalam salah satu buku biografi Ali, Pacheco mengemukakan bahwa selama latihan Ali sempat kencing darah akibat kerusakan ginjal terkena pukulan, ia juga mengemukakan bahwa Ali sudah memiliki gejala sindrom Parkinson sejak sebelum pertandingan ini.
- Setelah pertandingan tersebut, dilakukan cek medis ulang, dan hasilnya menguatkan hasil sebelumnya.
- 11 Desember 1981, sekali lagi Ali yang sudah uzur, mencoba kembali ke dunia tinju melawan Trevor Berbick di Bahama dalam pertandingan yang diberi tajuk "Drama in Bahama". Dalam kondisi renta, Ali mampu tampil lebih bagus daripada saat melawan Holmes, walaupun akhirnya kalah angka 10 ronde. Setelah pertandingan ini, Ali benar-benar pensiun dari dunia tinju.
Muhammad Ali di Indonesia
- Ali pertama kali menginjakkan kaki di bumi Indonesia pada tahun 1973. Pada 20 Oktober 1973, Ali 'menyiksa' lawannya, Rudie Lubbers, selama 12 ronde dalam pertandingan kelas berat tanpa gelar di Istora Senayan, Jakarta. Oleh publik dan pers Indonesia, pertandingan Ali vs Lubbers disebutkan sebagai pertandingan eksibisi, namun nyatanya ini adalah pertandingan resmi, walau tidak memperebutkan gelar.
- Kesan pertama berkunjung ke negara ini pada tahun 1973 adalah "Sebuah negara yang unik, di mana penduduknya sangat bersahabat, dan selalu tersenyum kepada siapapun."
- Setelah beberapa kali kunjungan ke negara ini, Ali yang sudah pensiun dari dunia tinju terakhir menginjakkan kaki di bumi Indonesia pada 23 Oktober 1996, dan sempat bertemu pejabat tinggi negeri ini.
Keluarga
- Istri pertama: Sonji Roi (menikah tanggal 14 Agustus 1964, namun cerai pada 10 januari 1966 karena Ali menganggap Roi tidak berpakaian Islami).
- Istri kedua: Belinda Boyd (menjadi Khalilah Ali setelah menikah), menikah pada 17 August 1967. Mereka memiliki 3 anak, Jamilah dan Rasheda (putri kembar) dan Muhammad Ali, Jr. Ali dan Belinda akhirnya bercerai karena Belinda mendapati Ali berselingkuh dengan Veronica Porche Anderson. Dalam film dokumenter Ali ("When We Were Kings") ditunjukkan Belinda 'melabrak' Ali di arena, menjelang pertandingan Ali vs Foreman di Zaire, 1975. Pada tahun 1977, Ali dan Belinda resmi bercerai.
- Pada tahun 1977 pula, Ali menikah dengan Veronica Porche Anderson (lebih dikenal sebagai Veronica Ali), dan memiliki dua putri Hanna dan Laila Ali. Laila Ali sendiri kelak memutuskan jadi petinju wanita, dan kelak menjadi juara dunia tinju wanita. Ali dan Veronica tetap menjadi pasutri sampai sekarang.
Masalah kesehatan dan kematian
Pada 20 Desember 2014, Ali dirawat di rumah sakit karena terkena pneumonia ringan. Ali kembali dirawat di rumah sakit pada 15 Januari 2015 karena mengalami infeksi saluran kemih, namun keesokan harinya Ali sudah keluar dari rumah sakit.Pada 2 Juni 2016, Ali kembali dirawat di rumah sakit karena masalah pernapasan. Saat itu kondisi kesehatannya masih stabil. Hari berikutnya, kondisi Ali memburuk. Kondisinya tidak kunjung membaik, dan pada 3 Juni 2016 Ali meninggal dunia di usia 74 tahun.
Kutipan dari Omar Suleiman jelang pemakaman M.Ali di kampung halaman nya ( Louisville, Kentucky)
Di sebuah penerbangan pulang dari janaza Muhammad Ali (ra), Dan ingin pen emosi saya saat mereka masih mentah.
Itu berbatu absolut. Ketika kami tiba di pusat, rasanya lebih seperti sebuah acara olahraga daripada sebuah pemakaman. Semua orang bersemangat untuk memiliki tiket mereka dan mengambil gambar dari kesempatan. Dalam banyak hal, rasanya menyenangkan. Ini adalah seorang pria yang saya dibesarkan dewa, dan itu seperti melihat anggota keluarga pergi. Sejujurnya, aku punya benar-benar keras waktu memaksa senyum sepanjang hari. Tapi aku berpikir, salah satu hal yang membuat Muhammad Ali begitu istimewa adalah bahwa ia akan membuat semua orang sekelilingnya merasa spesial tidak peduli bagaimana swamped atau sibuk dia.
Keluarganya masuk dan duduk satu demi satu. Layla, hana, dll. Orang dikelilingi mereka seolah-olah mereka semacam menampilkan mengambil gambar mereka duduk dalam kesedihan mereka. Pada titik, karena alasan apapun, salah satu penyelenggara diakui aku dan beberapa ulama / nasehat, dan menarik kita untuk berada di bagian paling depan baris.
Lalu ada dia. Aku membayangkan dia berjalan melalui berteriak " juara baru ada di sini!" Sungguh menakjubkan bahwa dia telah hadir bahkan dalam Kematiannya. Aku berdiri di samping salah satu anak-nya yang tampak persis seperti dia sebagai peti mati-nya telah digulirkan. Dengan semua selfie dengan peti, mengobrol di snapchat, dll. Di sekitar saya, saya memilih untuk fokus mata saya di sayangku brother Hamza Abdullah yang adalah salah satu dari orang-orang yang berdiri di samping peti-nya. Aku tahu softness. Jantung Hamza dan bisa melihat emosi di matanya dan ingin merasa bahwa daripada "aku ada" Euphoria. Jadi saya fokus mata saya di peti mati dari champ, dan mata saudaraku tercinta. Surat Al Fajr itu dibacakan sebagai peti mati nya itu pindah. " oh jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-nya. Masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-ku, masuklah ke dalam surga-ku." meskipun
Pusat meraung dengan seruan dari ALLAHU AKBAR DAN LA ILAHA ILLALLAH. Dia yang mentah evokes emosi bahkan dalam Kematiannya. Sebagai Imam Zaid bergerak maju untuk memimpin janaza-nya, aku tidak bisa membantu tetapi berpikir apa perjalanan dirinya harus seperti. Bahwa dia mendengar seruan dan langkah-langkah orang di sekitarnya. Saya berdoa bahwa malaikat-Malaikat-nya, dan menenangkan jiwa yang tempat nya di surga. Jika ada indikasi dengan cara dia mengasihi di seluruh dunia, saya berharap kita semua akan menjadi saksi untuk kami juara.
Daripada yang di baca dari Al Surah Fussilat, " orang-orang yang berkata Rabb kami adalah Allah, kemudian mereka tetap istiqamah, malaikat berkata kepada mereka: " janganlah kamu takut atau bersedih hati, dan menerima kabar gembira dengan surga yang telah dijanjikan." Itu pada titik yang saya hancur. Aku suka champ, dan saya juga dengki kepada-nya. Tidak dalam sebuah cara yang negatif tapi dengan cara yang aku hanya bisa bertanya-tanya jika malaikat-malaikat akan turun kepada saya dengan kalimat rahmat dan kenyamanan seperti aku berharap mereka telah turun kepadanya.
Sejujurnya dengan kalian semua, aku tidak tahu berapa banyak itu akan terluka mendengar kematian Muhammad Ali atau menghadiri janaza-nya. Aku terkejut dengan kesedihan saya sendiri. Kami tahu dia sangat sakit, penuaan, dan hampir tak dapat berkomunikasi. Itu hanya masalah waktu jadi mengapa sakit begitu banyak? Aku masih tidak tahu bahwa aku sepenuhnya memahami karena banyak orang yang telah menyatakan perasaan yang sama. Tapi apa yang aku percaya adalah bahwa Allah menempatkan cinta Muhammad Ali dalam hati begitu banyak orang. Ini adalah hubungan khusus. Ini tidak bisa tapi akan ilahi.
Aku tak bisa berpikir ada yang lebih daripada-nya untuk berdoa janaza in absentia di seluruh negara dan banyak bagian dari dunia. Aku masih berhak bersyukur kepada Allah karena mengijinkan untuk benar-benar berdoa di baris pertama janaza dari salah satu pahlawan ku.
Semoga Allah menghujani dengan rahmat-nya, naikkan dia untuk tingkat di akhirat bahkan lebih tinggi dari dia sampai orang-orang di dunia ini, dan bergabung dengan kami dengan dia dan dia yang bernama setelah di tingkat tertinggi Jannatul Firdaws. Amin
Aku selalu ingin bertemu dengan dia dalam hidup ini, tapi berdoa itu akan terjadi di akhirat.
Cinta kamu champ,
Omar
sumber wikipedia, youtube, facebook